Seorang Gadis Kecil tinggal di rumah sederhana di sebuah lereng bukit. Kehidupan Gadis Kecil itu sangat sederhana, kalau tidak bisa kita katakan sangat miskin. Setiap pagi Gadis Kecil itu selalu membantu Ibunya untuk bersih-bersih rumah. Sehingga meskipun sangat sederhana, tapi tempat tinggal Gadis Kecil itu nampak sangat rapi dan bersih. Bahkan bersama ibunya Gadis Kecil itu sempat menanam beberapa tanaman bunga yang menghiasi halaman rumahnya.
Namun setiap selesai beres-beres rumah, dan pada saat matahari terbit dari belakang rumahnya, Gadis Kecil itu selalu memandang ke arah sebuah rumah yang berada di lereng bukit sebelah barat. Betapa dia melihat sebuah rumah yang sangat indah, bahkan karena sinar matahari pagi menyinarinya, rumah itu nampak berkilau seolah rumah itu dindingnya terbuat dari emas. Pemandangan setiap pagi seperti itu yang Gadis Kecil selalu saksikan.
Dan pemandangan itu telah menjadi impiannya untuk dapat hidup bahagia tinggal di rumah indah berdinding emas itu.
Sampai saat Gadis Kecil itu telah menginjak Remaja, impian untuk dapat tinggal di rumah berdinding emas itu masih sangat mengganggunya. Sehingga Gadis Kecil itu memberanikan diri minta ijin kepada kedua orangtuanya untuk jalan-jalan ke Bukit di sebelah barat itu. Orang tuanya mengijinkan. Dengan sepedanya Gadis Kecil itu bersemangat menuruni bukit di mana ia tinggal.
Tengah hari, Gadis Kecil itu sampai di kaki Bukit dan dia mulai bersepeda menaiki bukit sebelah barat untuk menuju ke arah Rumah Berdinding Emas yang selama ini ia impikan. Dan pada saat matahari telah condong ke barat Gadis Kecil itu sampailah di depan rumah yang selama ini dia lihat dari halaman rumahnya. Namun betapa kecewa hati Gadis Kecil itu. Ternyata bangunan itu bukan Rumah Berdidinding Emas, namun hanyalah sebuah bangunan tua yang tidak terawat. Halaman yang kotor, penuh dengan rumput liar.
Bahkan Gadis Kecil itu tidak berani untuk masuk ke halaman rumah tua. Bangunan itu nampak sangat angker dan menakutkan. Ternyata apa yang dia lihat selama ini,Rumah Berdinding Emas, hanyalah rumah tua kotor tak terawat dan sangat menakutkan. Dengan hati yang dipenuhi raya kecewa Gadis Kecil itu membalikkan badan untuk segera pergi meninggalkan Rumah Impian yang menyeramkan itu.
Belum beberapa jauh gadis itu berjalan sambil menuntun sepedanya, saat matanya memandang jauh ke depan, betapa terkejutnya dia. Di bukit sebelah timur,dia menyaksikan rumah mungil yang bersinar sangat indah. Betapa sinar matahari sore telah menciptakan pemandangan indah di bukit sebelah timur. Dia menyaksikan rumah mungil dengan jalan yang dipenuhi tanaman bunga di kiri kanannya. Betapa damai tinggal di rumah itu,pikirnya. Namun sesaat kemudian Gadis Kecilitu sadar bahwa rumah kecil indah nan damai yang dia saksikan adalah rumah gubuk tempat tinggalnya setiap hari.
Lalu Gadis kecil itu tersenyum dan mulai mengayuh sepedanya untuk segera pulang ke rumah yang penuh kedamaian. Ternyata rumahku lebih indah dan terasa lebih nyaman serta damai di banding Rumah Berdinding Emas itu, demikian kata hati Gadis Kecil itu.
Semoga ada sesuatu yang bisa kita ambil dari cerita di atas.
Surya Hidayatullah Al-Mataromi : http://cerminrefleksi.blogspot.com/
Silahkan mengutip dan/atau mempublikasikan sebagian atau seluruh artikel di Blog ini dengan menyebut sumber-nya. terimakasih.
Cerita Inspirasi Lainnya :
- Liburan Sang Anak
- Maybe No.... Maybe Yes.....
- Sang Waiterboy
- Apa yang Kita Cari Selama ini ?
- Sudut Pandang (Persepsi)
- Sebar Kebaikan Raih Kemenangan
- Tergantung Bagaimana Kita men"sikapi"nya
- Keikhlasan dan Kepercayaan
- Tanteku Yang Cantik
- Harga Sebuah Keajaiban Rp. 99.000,-
- Cinta Suami Kepada Istri
- Kisah Cinta Sejati Suami Istri
- Sariku Sayang..... SAriku Malang....
- Nuraini si Malaikat Kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar