Tergantung Bagaimana Kita men'Sikapi'nya

Segala sesuatu pada dasarnya adalah netral. Sesuatu menjadi hal yang buruk ataupun menjadi hal yang baik,semua tergantung bagaimana kita mensikapinya. Hal itu jadi mengingatkan aku kepada seorang teman, teman kuliah dulu, namanya Nuraini.
Nuraini adalah mahasiswi yang berasal dari Jawa Barat, dia Kost di daerah Samirono. Seperti anak kost pada saat itu, setiap bulannya Nuraini selalu ke Kantor Pos untuk meng-uang-kan weselnya yang memang pas-pasan untuk biaya hidup selama sebulan. Pada suatu hari aku menemani Nuraini ke Kantor Pos untuk meng-uang-kan wesel yang dia terima dari orangtuanya. Ketika kami keluar dari Kantor Pos, mendekatlah seorang perempuan paruh baya dengan wajah yang sangat muram.
'Maaf mbak ......', perempuan itu menyapa Nuraini.

'Iya Bu.... ada apa ?', Nuraini membalas sapaan perempuan itu.
'Saya bisa minta tolong Mbak .....'
'Apa yang bisa saya tolong Bu .... ?'

'Anak saya yang kecil, berumur 2 tahun saat ini lagi sakit parah di RS Sardjito. Dan saya tidak punya uang untuk menebus resep. Anak saya sekarat Mbak .....', Perempuan itu bercerita dengan penuh Iba.
Nuraini segera mengambil Dompetnya, dan dia memberikan sebagian uang kiriman dari orangtuanya untuk hidupnya sebulan di Yogyakarta. Aku waktu itu ingin mencegah Nuraini, namun tidak sempat. Bahkan Nuraini segera memotong dengan mengajak aku untuk segera kembali ke Kampus.
'Sudahlah ..... Ayuuk kita ke Kampus', demikian ajak Nuraini. Dengan beberapa prasangka terhadap perempuan paruh baya tadi aku mengikuti langkah Nuraini menuju Kampus kami, salah satu Fakultas di UGM.
Beberapa hari berikutnya, saat aku sedang berada di tempat parkir di Mirota Kampus (sebuah minimarket di dekat UGM) aku melihat si wanita paruh baya yang dulu pernah minta tolong kepada Nuraini. Dan kali ini hal yang sama ia lakukan kepada seorang Ibu yang baru saja selesai belanja. Ternyata Wanita itu memang sering minta tolong dengan cerita bohong mengenai anaknya yang sedang sekarat di RS sakit. Kejadian yang aku saksikan di Mirota Kampus itu aku ceritakan kepada Nuraini saat kami bertemu di kantin Kampus.
'Ada berita buruk yang akan aku sampaikan padamu .....', aku berkata kepada Nuraini yang saat itu sedang menikmati SGPC-nya.
'Ohya ....apa itu?',Nuraini bertanya.
'Kamu ingat Wanita paruh baya yang minta uang kepada kamu, waktu kamu baru aja ambil wesel'.
'Iya kenapa dengan Dia ?',Nuraini bertanya dan masih tetap saja menikmati SGPCnya.
'Dia itu seorang penipu.... Dia tidak punya anak yang berusia 2 tahun .....'.
'Apakah itu benar ?', Nuraini bertanya sambil menghentikan makannya.
'Iya benar....' lalu aku ceritakan apa yang aku lihat di Mirota Kampus.
'Artinya .... tidak ada seorang anak yang sedang sekarat di RS Sardjito ?' Tanya Nuraini.
'Benar....', jawabku.
'Alhamdulillah ....... berarti itu berita yg sangat baik..... syukurlah kalau ternyata tidak ada seorang anak yang lagi sekarat di RS'.
Aku sempat kaget, tertegun,heran dan segala macam rasa yang tak kumengerti atas sikap Nuraini atas berita yang aku sampaikan. Andai saja itu aku, pasti sudah banyak umpatan, keluhan penyesalan dan segudang kata-kata kemarahan yg akan meluncur bagai erupsi Merapi. Namun sekarang setelah sekian puluh tahun  aku baru mengerti kenapa Nuraini bersyukur saat itu.
Sekali lagi segala sesuatu akan menjadi baik atau buruk, semua tergantung bagaimana kita memberi label, bagaimana kita menilai dan bagaimana kita mensikapi sesuatu itu. Kita bisa saja mengeluhkan bahwa, Kenapa mawar yang Indah itu berduri ....... tetapi kita juga bisa bersyukur bahwa .... Duri itu berbunga Indah .... semua tergantung bagaimana kita menyikapi sesuatu yg kita hadapi. 

Semoga bermanfaat.
Surya Hidayatullah Al-Mataromi :  http://cerminrefleksi.blogspot.com/ 




Silahkan mengutip dan/atau mempublikasikan sebagian atau seluruh artikel di Blog ini dengan menyebut sumber-nya. terimakasih.

Cerita Inspirasi Lainnya :
  1. Liburan Sang Anak
  2. Maybe No.... Maybe Yes.....
  3. Sang Waiterboy
  4. Apa yang Kita Cari Selama ini ?
  5. Sudut Pandang (Persepsi)
  6. Sebar Kebaikan Raih Kemenangan
  7. Rumah Berdinding Emas
  8. Keikhlasan dan Kepercayaan
  9. Tanteku Yang Cantik
  10. Harga Sebuah Keajaiban Rp. 99.000,-
  11. Cinta Suami Kepada Istri
  12. Kisah Cinta Sejati Suami Istri
  13. Sariku Sayang..... SAriku Malang....
  14. Nuraini si Malaikat Kecil 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar