Sepasang suami istri yang belum lama menikah dan meskipun pernikahan mereka hasil perjodohan orang tua, tetapi nampak sekali bahwa mereka saling mencinta. Mereka tampak mesra dalam keseharian. Sungguh kehidupan keluarga mereka tampak sangat romantis dan membuat iri mereka yang melihatnya.
Alkisah saat suami istri tersebut sedang tidur dengan nyenyaknya di kamar mereka, tiba-tiba ada seorang Pria bertato dengan pakaian warna biru tua dan di baju sebelah dada kirinya ada bordiran angka 227. Betul ternyata dia seorang Napi yang baru aja kabur dari Penjara sebelum menghabiskan masa hukuman 25 tahun dan baru dia jalani 15 tahun.
Dengan tatapan sangar dan tajam si Napi ini mengacungkan senjata tajamnya. Suami istri itu diam ketakutan bahkan untuk sekedar mengeluarkan suara pun mereka tak bisa lakukan saking takutnya. Lalu si Napi memerintahkan si suami untuk tidur tengkurap di ranjang. Dan si Napi mengikat tangan dan kaki si suami di ranjang. Demikian juga halyang sama dilakukan kepada sang Istri, ia diikat disebalah suaminya. Lalu si Napi mendekatkan wajahnya ke leher si Istri, Nampak seperti si Napi mencium leher si Istri. Sesaat kemudian si Napi pergi ke kamar mandi.
Sementara si Napi berada di kamar mandi, sang suami berbisik ke pada istrinya: “Mama, orang ini napi yang kabur dari penjara. Lihat saja baju yang dipakai, dia mungkin seorang pembunuh kejam kalau dilihat dari wajah dan Tato di badannya. Mungkin juga dia sudah lama dipenjara dan tidak pernah melihat wanita dalam waktu lama. Aku lihat bagaimana tadi dia mencium lehermu. Jika dia ingin berhubungan seks denganmu, jangan tolak, jangan mengeluh, lakukan sesuai keinginan dia, berikan dia kepuasan. Orang ini berbahaya, jika marah, dia bisa membunuh kita. Jadi bertahanlah sayang.. Aku sangat mencintaimu..”
Si Istri sedikit kaget namun dia tetap tersenyum mesra, sambil membalas bisikan suaminya, “Dia tidak mencium leherku Papa. Tapi dia berbisik ke telingaku. Dia bilang dia homo dan menurutnya Papa seksi sekali, kemudian dia bertanya apakah kita punya krim pelumas ? Mama jawab ada itu di kamar mandi. Jangan tolak, jangan mengeluh, lakukan sesuai keinginan dia, berikan dia kepuasan. Bertahanlah sayang. Aku sangat mencintaimu juga !…”
Silahkan Teman-teman memaknai cerita di atas. Karena kita memiliki persepsi yang berbeda dalam menyikapi suatu keadaan, termasuk ketika kita membaca cerita di atas.
Semoga bermanfaat.
Silahkan mengutip dan/atau mempublikasikan sebagian atau seluruh artikel di Blog ini dengan menyebut sumber-nya. terimakasih.
Alkisah saat suami istri tersebut sedang tidur dengan nyenyaknya di kamar mereka, tiba-tiba ada seorang Pria bertato dengan pakaian warna biru tua dan di baju sebelah dada kirinya ada bordiran angka 227. Betul ternyata dia seorang Napi yang baru aja kabur dari Penjara sebelum menghabiskan masa hukuman 25 tahun dan baru dia jalani 15 tahun.
Dengan tatapan sangar dan tajam si Napi ini mengacungkan senjata tajamnya. Suami istri itu diam ketakutan bahkan untuk sekedar mengeluarkan suara pun mereka tak bisa lakukan saking takutnya. Lalu si Napi memerintahkan si suami untuk tidur tengkurap di ranjang. Dan si Napi mengikat tangan dan kaki si suami di ranjang. Demikian juga halyang sama dilakukan kepada sang Istri, ia diikat disebalah suaminya. Lalu si Napi mendekatkan wajahnya ke leher si Istri, Nampak seperti si Napi mencium leher si Istri. Sesaat kemudian si Napi pergi ke kamar mandi.
Sementara si Napi berada di kamar mandi, sang suami berbisik ke pada istrinya: “Mama, orang ini napi yang kabur dari penjara. Lihat saja baju yang dipakai, dia mungkin seorang pembunuh kejam kalau dilihat dari wajah dan Tato di badannya. Mungkin juga dia sudah lama dipenjara dan tidak pernah melihat wanita dalam waktu lama. Aku lihat bagaimana tadi dia mencium lehermu. Jika dia ingin berhubungan seks denganmu, jangan tolak, jangan mengeluh, lakukan sesuai keinginan dia, berikan dia kepuasan. Orang ini berbahaya, jika marah, dia bisa membunuh kita. Jadi bertahanlah sayang.. Aku sangat mencintaimu..”
Si Istri sedikit kaget namun dia tetap tersenyum mesra, sambil membalas bisikan suaminya, “Dia tidak mencium leherku Papa. Tapi dia berbisik ke telingaku. Dia bilang dia homo dan menurutnya Papa seksi sekali, kemudian dia bertanya apakah kita punya krim pelumas ? Mama jawab ada itu di kamar mandi. Jangan tolak, jangan mengeluh, lakukan sesuai keinginan dia, berikan dia kepuasan. Bertahanlah sayang. Aku sangat mencintaimu juga !…”
Silahkan Teman-teman memaknai cerita di atas. Karena kita memiliki persepsi yang berbeda dalam menyikapi suatu keadaan, termasuk ketika kita membaca cerita di atas.
Semoga bermanfaat.
Surya Hidayatullah Al-Mataromi : http://cerminrefleksi.blogspot.com/
Silahkan mengutip dan/atau mempublikasikan sebagian atau seluruh artikel di Blog ini dengan menyebut sumber-nya. terimakasih.
Cerita Inspirasi Lainnya :
- Liburan Sang Anak
- Maybe No.... Maybe Yes.....
- Sang Waiterboy
- Apa yang Kita Cari Selama ini ?
- Sudut Pandang (Persepsi)
- Sebar Kebaikan Raih Kemenangan
- Tergantung Bagaimana Kita men"sikapi"nya
- Rumah Berdinding Emas
- Keikhlasan dan Kepercayaan
- Tanteku Yang Cantik
- Harga Sebuah Keajaiban Rp. 99.000,-
- Cinta Suami Kepada Istri
- Sariku Sayang..... SAriku Malang....
- Nuraini si Malaikat Kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar