Takdir Tuhan [ bag. 6 ]


Takdir atau kehendak/ketetapan Allah yang telah ditentukan sebelumnya, atau di kalangan umat Kristiani lebih dikenal dengan istilah Predestinasi yang dalam bahasa inggris adalah Predestination yang merupakan terjemahan dari kata Proorizo (bahasa Yunani). Proorizo berasal dari kata Horizo yang artinya menentukan dan diberi preposisi Pro yang berarti sebelumnya, Proorizo diterjemahkan sebagai yang telah menententukan sebelumnya atau menentukan dari semula. Ayat-ayat dalam Alkitab yang paling sering dipakai untuk dalil dan membenarkan adanya ‘takdir’/Predestinasi adalah efesus 1 : 5 yang menyatakan sebagai berikut : 

“proorisas hêmas eis huiothesian dia iêsou khristou eis auton kata tên eudokian tou thelêmatos autou.”

Yang terjemahan kata per katanya adalah sebagai berikut : proorisas {'predestinasi'} hêmas {kita} eis {ke dalam} huiothesian {pengangkatan anak} dia {oleh} iêsou {Yesus} khristou {Kristus} eis {ke dalam} auton {-Nya} kata {menurut} tên eudokian {perkenan} tou thelêmatos {kehendak} autou {-Nya}

Dan ditafsirkan dalam Alkitab bahasa Ingris sebagai : Having predestinated us unto the adoption of children by Jesus Christ to himself, according to the good pleasure of his will.

Dan ditafsirkan dalam Alkitab bahasa Indonesia sebagai : Dalam kasih Ia 'telah menentukan kita dari semula' oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya.

Predistinasi ini belakangan dihubungkan dengan prerogatif Tuhan untuk memilih orang-orang yang diselamatkan. Dan predistinasi dalam arti ditentukan sebelumnya untuk terpilih menjadi orang yang diselamatkan inilah yang memunculkan berbagai perbedaan pemahaman (Pelagianisme, Calvinisme dan Arminianisme). Perhatikan ayat sebelumnya, efesus 1 : 4-5.

“kathôs exelexato hêmas en autô pro katabolês kosmou einai hêmas hagious kai amômous katenôpion autou en agapê proorisas hêmas eis huiothesian dia iêsou khristou eis auton kata tên eudokian tou thelêmatos autou.”

Yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut :

“Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya."

Namun perlu kiranya kita memperhatikan juga Roma 8 : 30.

"hous de proorisen toutous kai ekalesen kai hous ekalesen toutous kai edikaiosen hous de edikaiosen toutous kai edoxasen".

“Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.”

Korintus 2:7

“alla laloumen sophian theou en musterio ten apokekrummenen en proorisen ho theos pro ton aionon eis doxan hemon”

“Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan ('proorisen') Allah bagi kemuliaan kita."

Kalau kita memahami predistinasi sebagai konsep penyelamatan (yang selamat adalah yang masuk surga, yang tidak selamat masuk neraka), dan hal ini (penyelamatan) untuk tiap individu telah ditentukan Allah sebelumnya (sebelum diciptakan), artinya Allah telah menentukan pula individu-individu yang tidak diselamatkan. Hal tersebut akan menampakkan bahwa Allah tidak adil, Dia memilih hanya berdasarkan kekuasaan semata. Tetapi kalau kita tidak mempercayai bahwa Allah telah menentukan ‘sesuatu’ sebelumnya berarti kita mengikari firman Allah. Lalu ?

Allah memang telah menentukan ‘sesuatu’ atas kita dari semula (sebelum kita diciptakan). Bahwa ketentuan Allah memuliakan kita tetap melalui suatu proses (bukan sekedar dipilih), yang dipilih akan dipanggil, yang dipanggil akan dibenarkan, yang dibenarkan akan dimuliakan (Roma 8:30). Jadi ‘sesuatu’ yang telah ditentukan sebelumnya bukanlah hasil akhir sebagai ‘yang diselamatkan’ atau ‘yang dibinasakan’. Yang ditentukan sebelumnya adalah hukum/ketetapan/jalan, yang memiliki hasil akhir ‘diselamatkan’ atau ‘dibinasakan’. Dan disinilah manusia memiliki kehendak bebas untuk memilih dan mengikuti hukum/ketetapan/jalan yang mana, yang akan digenapi. Hanya memang hukum Allah ini memiliki tak terhingga kemungkinan yang bisa kita pilih. Dan kemungkinan-kemungkinan ini memang sampai sekarang masih menjadi rahasia illahi. Baca korintus 2:7,

"Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan ('proorisen') Allah bagi kemuliaan kita. "

Semoga bermanfaat bagi saya dan kita semua dalam memahami Takdir Tuhan atas segala Anugrah dan Musibah yang kita terima. Semoga Tuhan membukakan pintu hikmah, dan memberikan pemahaman kepada kita atas hukum/ketentuan yang berlaku atas hidup dan kehidupan kita. Amiiin.

Surya Hidayatullah Al-Mataromi :  http://cerminrefleksi.blogspot.com/ 





Silahkan mengutip dan/atau mempublikasikan sebagian atau seluruh artikel di Blog ini dengan menyebut sumber-nya. terimakasih.

3 komentar:

  1. ass.wr.wb...
    salam sejahtera untuk kita semua
    dari uraian yang bapak paparkan tentang takdir dan beserta contoh contoh yang bapak anologikan saya berkesimpulan kalau bapak sebenarnya berfaham QODARIAH (faham yang percaya bahwa manusia berkehendak mutlak) namun bapak berpendapat menurut pemikiran bapak kalau bapak berfaham AHLUL SUNAH WAL JAMAAH, padahal berdasarkan anologi pemikiran dan contoh yang bapak paparkan sudah pasti bapak berfaham QODARIAH.
    saya coba menguraikan pendapat saya berdasarkan contoh-contoh yang bapak sendiri paparkan : contoh No.1 (satu) sekolah membuat aturan, murid belajar untuk lulus, coba kita teliti secara mendalam disini pihak sekolah tidak sedikitpun memiliki kehendak yang apabila muridnya tidak rajin belajar dan tidak lulus, pihak sekolah (tuhan) tidak memiliki kemampuan untuk merubah... begiti juga dengan contoh bapak yang kedua.
    dan dari dalil dalil yang bapak kemukakan tuhan sedikitpun tidak memiliki peran terhadap makluknya (qodariah) maka dalil yang bapak kemukakan tidak dapat menjawab banyak tentang hal seperti : 1.bagai mana dengan SAFAAT yang datangnya dari tuhan. 2.juga tentang kisah nabi KHAIDIR. 3.tentang akan ada utusan/nabi terakhir yang bernama AHMAD/MUHAMMAD pada masa dahulu yang sudah ada dalam injil. 4.tentang hari KIAMAT yang pasti adalah mutlak kehendak/dari tuhan.
    maaf... bapak sebenarnya berfahan QODARIAH wass... from:mas.lemmes

    BalasHapus
  2. menurut faham saya:
    saya sendiri tidak tahu apakah saya berfaham qodariah atau jabariah....
    tapi tentang takdir saya dapat berikan contoh sebagai berikut:
    contoh.1
    pernah dong kita memelihara 2 ekor ayam.., ayam.1 adalah ayam kampung, dan ayam.2 adalah ayam bangkok
    tentu kita telah mengetahui hal berikut:
    ayam kampung: sangat liar, susah untuk ditangkap, banyak suaranya tapi ga jago berantemnya pokoknya klo menurut saya yah ayam kampung yah kampungan deh ga ada bagus bagusnya..
    ayam bangkok: sangat jinak, gampang ditangkap, gayanya kalem tapi jago berantem pokoknya dhe bes lha
    perbedaan ayam itu adalah takdir yang menjadi sunatullah/takdir allah... kita tahu ga mungkin lha ayam kampung jadi ayam bangkok dan ayam bangkok jadi ayam kampung (hheheh). tapi yang saya rasa ayam kampung bisa berusaha menjadi ayam bangkok sebisa mungkin dan menyadari klo dirinya adalah ayam kampung (bukan begitu mas..)
    contoh.2
    dari contoh.1 kita dapat melihat dalam sebuah keluarga: ada anak yang dari kecilnya udah badung, belagu sok jago, ketu dan semua yang jelek dhe, dan ada juga yang dari kecilnya udah kalem, bae, tenah pokoknyadhe bes deh..
    jadi jangan heran klo orang yahudi banyak yang jadi orang pinter sedangkan orang yang kaya saya banyak yang jadi orang bodo heheheh... genetiknya siee...
    udah dulu ya.., ntar makin bingung..., yang penting mari berproses dan selalu melihat/menilai/memuuskan sesuatu itu berdasarkan prosesnya bukan hasilnya wasalam. from.mas.lemmes

    BalasHapus
  3. Wa'alaikumsalam Warohmatullahi Wa barokatuh...
    Terima kasih atas Attensinya, dan terimakasih atas pencerahannya, sedikit respon dari saya
    1. Saya tidak mengklaim diri saya adalah bagian dari salah satu faham (Jabariyah, Qodariyah atau pun Ahlul Sunah Wa Aljamaah. Saya hanya mencoba berpikiran terbukan saja dengan segala ke-awaman yang saya miliki.
    2. Pada Contoh sekolah yang saya kemukakan, Sekolah (Tuhan) telah menentukan Qadha (berupa ketentuan syarat kelulusan) yang tidak bisa diubah oleh Siswa (Umat manusia)kecuali oleh Sekolah (Tuhan) sendiri. Namun Sekolah tidak menentukan dari awal bahwa si A akan Lulus dan si B akan tidak Lulus. (Lulus/Tdk Lulus sebagai Takdir/Qodar). Siswa (manusia) bebas memilih (dengan usahanya) Takdirnya, kalau mau lulus ya penuhi syarat kelulusan (Nilai minimal dipenuhi, yg berarti memenuhi Qadhanya), kalau tdk memenuhi syarat maka tidak akan lulus. Inilah takdirnya Lulus atau Tdk Lulus yg bisa dipilih oleh siswa sesuai dengan ketentuannya (Qadha-nya). Siswa dengan nilai dibawah minimum tidak bisa memilih Lulus, dia harus tunduk pada Qadha-nya (ketentuannya) bahwa dia tdk lulus (sebagai takdirnya).
    3. Perumpaan Ayam dan dua anak anda sudah memberi jawaban.... genetiknya sie..... Kalau kita kurang cerdas maka sebenarnya kita bisa berusaha memilih istri/suami yang cerdas atau Genius agar anak kita jadi Cerdas.
    Semoga bermanfaat.
    jazakumulloh khoiron katsiro.

    BalasHapus