Realitas yang kita hadapi memang seringkali tidak sesuai dengan harapan. Banyak impian yang belum terwujudkan sesuai dengan keinginan. Tekanan dan tantangan hidup kian memancing kita untuk lebih sering mengeluh daripada bersyukur. Tapi apa dan bagaimana bersyukur itu ? dan mengapa kita harus bersyukur ?
Semua Agama di dunia ini mengajarkan tentang syukur, namun sangat sedikit sekali umatnya yang mengerti, memahami ataupun melaksanakan syukur secara benar. Semua peradaban dari berbagai bangsa ataupun suku bangsa mengajarkan syukur, tetapi sangat sedikit manusia beradab yang melakukan syukur dengan benar.
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS [Ibrahim] 14:7)
Janganlah khawatir mengenai apa pun. Dalam segala hal, berdoalah dan ajukanlah permintaanmu kepada Allah. Apa yang kalian perlukan, beritahukanlah itu selalu kepada Allah dengan mengucap syukur. (Filipi:4:6)
Dua contoh kutipan tentang syukur dari Kitab Suci Agama Islam dan Kristen di atas menunjukkan kepada kita bahwa syukur di ajarkan Tuhan melalui firman-firmaNya di dalam Kitab SuciNya. Bahwa syukur yang diajarkan dan diperintahkan oleh Tuhan kepada manusia memiliki kekuatan yang sangat dahsyat untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan umat manusia. Ya syukur memiliki kekuatan maha dahsyat, bahkan untuk dapat memujudkan semua impian-impian kita.
The Power of Gratitude (Kekuatan Syukur).
Ada beberapa bukti ilmiah tentang manfaat syukur, yang merupakan hasil penelitian para Ilmuwan. Salah satunya bisa kita baca di Jurnal Ilmiah Emotion, edisi Juni 2008 dengan judul “Beyond reciprocity: gratitude and relationships in everyday life” (Lebih dari sekedar hubungan timbal balik: sikap bersyukur dan persahabatan dalam hidup keseharian).
Dalam karya ilmiah itu para ilmuwan (S.B. Alqoe dkk. asal University of Virginia, Amerika Serikat) meneliti peran sikap bersyukur atau berterima kasih yang muncul secara alamiah dalam perkumpulan mahasiswa di perguruan tinggi selama acara “pekan pemberian hadiah” dari anggota lama kepada anggota baru. Para anggota baru mencatat tanggapan atas manfaat yang mereka dapatkan selama pekan tersebut. Di akhir pekan itu, dan satu bulan kemudian, anggota lama dan anggota baru menilai keadaan persahabatan dan hubungan di antara mereka. Kesimpulannya, rasa terima kasih atas pemberian hadiah berpeluang memicu terbentuknya dan terpeliharanya persahabatan di antara mereka.
Banyak manfaat dari syukur, dan ini sangat menarik minat para Ilmuwan untuk menelitinya. Telah banyak “gratitude research” atau “penelitian tentang sikap bersyukur” dilakukan. Satu contoh lagi bisa kita lihat hasil-hasil penelitian Profesor psikologi asal University of California, Davis, AS, Robert Emmons, seorang pakar terkemuka di bidang penelitian “sikap bersyukur”. Hasil penelitian dan temuan ilmiah beliau dapat kita baca di buku “Thanks! How the New Science of Gratitude Can Make You Happier” (Terima kasih! Bagaimana Ilmu Baru tentang Bersyukur Dapat Menjadikan Anda Lebih Bahagia).
Saya juga pernah melakukan sedikit survey (saya takut menyebutnya sebagai penelitian) terhadap teman-teman Facebook anak saya. Anak saya mempunyai daftar teman di FB nya sudah ribuan, lalu saya ambil seratus sample untuk survey. Survey sederhana yang saya lakukan adalah dengan mengamati status yang mereka tulis di wall FB-nya. Saya kelompokkan menjadi 2 (dua), satu yang kebanyakan statusnya berisi keluhan, ungkapan rasa jengkel, pesimis, menggerutu dan kalimat-kalimat yang sejenis. Kelompok kedua adalah mereka yang menulis status FB-nya dengan hal-hal yang menyenangkan, pujian, ucapan terimakasih dan kalimat kalimat positif yang sejenis. Lalu kepada kedua kelompok tadi saya minta untuk mengisi angket dengan berbagai pertanyaan. Hasilnya, ternyata kelompok pertama adalah orang-orang dengan prestasi belajar yang pas-pasan dan dibawah rata-rata, banyak absen di sekolah karena sakit. Kurang disukai teman-temannya. Dan hasil yang sebaliknya diperoleh di kelompok kedua.
Oh ya ….. satu lagi bukti ilmiah kekuatan syukur, yaitu hasil penelitian Ulama Air dari Jepang, Dr. Masaru Emoto, Yokohama Municipal University, The Hidden Messages in Water (Power of Water) Beliau membuktikan bahwa air yang sering diperdengarkan ucapan terimakasih dan ungkapan bahagia atau sekedar ditunjukkan tulisannya saja (dalam berbagai bahasa) ternyata memiliki bentuk kristal yang jauh lebih indah dari pada air yang diperdengarkan atau diperlihatkan tulisan yang bernada umpatan atau keluhan. Dan ingat, tubuh kita 70% terdiri dari air.
Semoga bermanfaat.
Surya Hidayatullah Al-Mataromi : http://cerminrefleksi.blogspot.com/
Silahkan mengutip dan/atau mempublikasikan sebagian atau seluruh artikel di Blog ini dengan menyebut sumber-nya. terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar