
Begitu kita memperoleh sesuatu, atau mendapatkan sesuatu maka kebanyakan dari kita segera akan mencari sesuatu yang lain lagi. Pikiran dan Keinginan seperti itu jika menjadi suatu 'kemelekatan' maka akan mengurangi bahkan memadamkan penghargaan dan rasa syukur akan karunia hidup yang sudah banyak kita terima sebagai anugrah Yang Maha Esa.

Salah satu kiat untuk mengatasi kecenderungan tersembunyi yang membahayakan seperti di atas adalah dengan menyakinkan diri kita bahwa ‘yang lebih itu belum tentu lebih baik’. Dan masalahnya bukan terletak pada apa yang belum kita miliki, tetapi lebih di 'kemelekatan' pada ‘keinginan mendapat lebih banyak’. Belajar menjadi ’puas’ bukan berarti kita DILARANG memperoleh yang lebih dari yang sudah kita miliki. Namun janganlah kita 'melekat' pada keinginan untuk memperoleh lebih. Yang berbahaya adalah ‘kemelekatan keinginan’ untuk memperoleh lebih.
Marilah kita bersama-sama belajar mengembangkan apresiasi baru akan karunia yang telah kita dapatkan. Belajar untuk melihat hidup dengan pikiran yang lebih segar, seperti saat pertama kita melihat atau memperolehnya. Kita harus mampu mengembangkan kesadaran yang baru, dan kita akan menemukan bahwa ketika sesuatu (barang atau prestasi) yang baru memasuki kehidupan kita maka, tingkat apresiasi kita kepada hal tersebut akan lebih meningkat. Hargailah segala yang kita miliki, maka kita akan memiliki lebih lagi. Jika kita fokus pada apa yang tidak kita miliki, kita tidak akan pernah merasa cukup dalam hal apapun.

Buddha mengajarkan untuk “Melihat segala sesuatu apa adanya”. Melihat makanan sebagai makanan, bukan pemuas nafsu. Sehingga menghargai makanan apapun. Melihat rumah sebagai tempat berteduh, bukan gengsi. Melihat pakaian sebagai penutup badan, bukan sebagai alat untuk pamer atau sombong. Melihat Mobil/Motor sebagai kendaraan bukan sebagai alat gagah-gagahan. Melihat semua kondisi dengan netral, tidak menolak dan tidak perlu melekat. Bekerja dan melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya dan sepenuh hati. Sehingga siapapun yang mampu “Melihat segala sesuatu apa adanya”, maka hidup ini akan menjadi sangat indah dan lentur.
Syukur mampu merubah segalanya, hidup dan kehidupan kita. Menjadikan apa yang tidak kita peroleh menjadi cukup. Merubah penolakan menjadi penerimaan, kekacauan menjadi harmoni, kebingungan menjadi kejelasan. Syukur dapat mengubah makanan menjadi pesta, rumah menjadi tempat tinggal, orang asing menjadi teman. Syukur adalah nikmat dari masa lalu kita, membawa perdamaian pada hari ini, dan menciptakan visi untuk masa depan.
Semoga bermanfaat.
Surya Hidayatullah Al-Mataromi : http://cerminrefleksi.blogspot.com/
Silahkan mengutip dan/atau mempublikasikan sebagian atau seluruh artikel di Blog ini dengan menyebut sumber-nya. terimakasih.
Artikel Terkait :
- Jangan Merencanakan untuk Berbuat Baik
- Biarkan Orang Lain Menikmati Rasa Bangganya.
- Biarkan Diri Kita merasa Bosan.
- Bahagia... oh.... Kebahagiaan....
- Prioritaskan apa yang kita miliki bukan apa yang kita inginkan.
- Percayalah Intuisi Kita.
- Jangan Memusingkan Hal-Halkecil dan Sepele.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar