Siapa sih orang yang tidak pengin bahagia ? ya .... semua orang hampir menginginkan kebahagiaan. Bahkan dengan berbagai cara hampir semua orang mencari kebahagiaan tersebut. Barangkali termasuk kita semua...... ya Anda dan Saya ..... yang sampai saat ini masih terus mencari sosok kebahagiaan tersebut. Sudahkan Anda menemukannya ?
Kenapa sampai sekarang kita belum bahagia ? karena kita selalu menunda diri kita untuk bahagia. Kita tidak mau bahagia saat ini. Kita selalu ingin bahagia besuk... dan besuknya lagi ..... Dengan berbagai alasan yang tampak masuk akal kita tidak mau berbahagia saat ini. Kita memutuskan, kita menentukan diri kita untuk berbahagia di masa depan, selalu untuk di masa yang akan datang.
Coba kita tanyakan kepada diri kita masing-masing, kapan kiranya bahagia akan bisa kita dapatkan ? Kebanyakan dari kita akan meyakinkan diri kita sendiri bahwa “Suatu saat hidupku pasti akan bahagia” ya, keyakinan ini terus menerus baik secara sadar maupun tidak sadar selalu kita tanamkan dalam pikiran kita. “Suatu saat” kenapa bukan “saat ini” ? karena kita menggantungkan kebahagian “hanya” pada kondisi/sesuatu.
Saat kita masih sekolah dulu mungkin kita pernah bepikir, Kita akan bahagia jika segera bisa lulus sekolah. Setelah lulus kita akan segera meyakinkan kepada diri kita bahwa, kita akan bahagia jika bisa kuliah di UGM, UI, ITB, UNS atau Perguruan Tinggi lainnya. Kita akan bahagia jika sudah lulus kuliah. Kita akan bahagia jika sudah memperoleh pekerjaan yang mapan. Kita akan bahagia jika sudah menikah. Kita akan bahagia jika sudah punya anak. Kita akan bahagia jika bisa menyekolahkan anak sampai tuntas. Kita akan bahagia jika semua anak kita sudah mentas. kita akan bahagia jika ...jika.... jika.... dan seterusnya. Lalu kapan kita akan bahagia ?
Kenapa sampai sekarang kita belum bahagia ? karena kita selalu menunda diri kita untuk bahagia. Kita tidak mau bahagia saat ini. Kita selalu ingin bahagia besuk... dan besuknya lagi ..... Dengan berbagai alasan yang tampak masuk akal kita tidak mau berbahagia saat ini. Kita memutuskan, kita menentukan diri kita untuk berbahagia di masa depan, selalu untuk di masa yang akan datang.
Coba kita tanyakan kepada diri kita masing-masing, kapan kiranya bahagia akan bisa kita dapatkan ? Kebanyakan dari kita akan meyakinkan diri kita sendiri bahwa “Suatu saat hidupku pasti akan bahagia” ya, keyakinan ini terus menerus baik secara sadar maupun tidak sadar selalu kita tanamkan dalam pikiran kita. “Suatu saat” kenapa bukan “saat ini” ? karena kita menggantungkan kebahagian “hanya” pada kondisi/sesuatu.
Saat kita masih sekolah dulu mungkin kita pernah bepikir, Kita akan bahagia jika segera bisa lulus sekolah. Setelah lulus kita akan segera meyakinkan kepada diri kita bahwa, kita akan bahagia jika bisa kuliah di UGM, UI, ITB, UNS atau Perguruan Tinggi lainnya. Kita akan bahagia jika sudah lulus kuliah. Kita akan bahagia jika sudah memperoleh pekerjaan yang mapan. Kita akan bahagia jika sudah menikah. Kita akan bahagia jika sudah punya anak. Kita akan bahagia jika bisa menyekolahkan anak sampai tuntas. Kita akan bahagia jika semua anak kita sudah mentas. kita akan bahagia jika ...jika.... jika.... dan seterusnya. Lalu kapan kita akan bahagia ?
Tapi bagaimana realitas kehidupan kita ?.Setelah lulus sekolah bukan kebahagiaan yang kita peroleh tetapi tantangan dan hambatan baru untuk menghadapi UMPTN dan bahkan kita akan segera menemukan “Ketidak Bahagiaan” karena kita kuliah tidak seperti yang kita inginkan. Atau bahkan kita tidak bisa kuliah sama sekali. Setelah selesai kuliahpun kita akan menghadapi tantangan dan hambatan untuk mencari pekerjaan yang cocok dengan yang kita cita-citakan. Kalaupun itu sudah kita dapatkan kita akan menghadapi tantangan untuk segera memiliki istri/suami. Bagi kita yang sudah ber istri/suami adakah yang mendapatkan pasangan 90% cocok dengan impian kita ? Semoga Anda mendapatkannya. Setelah menikah segera kita akan menghadapi tantangan dan hambatan lain. Tagihan-tagihan yang segera harus dibayar, penyesuaian dengan pasangan dan sebagainya. Bahagiakah kita dengan anak-anak kita ? kebandelan, kenakalan, ketidak sesuaian pikiran kita dengan pikiran anak kita, semua itu harus kita hadapi. Dan seterusnya realita hidup dan kehidupan yang kita hadapi selalu penuh dengan tantangan, hambatan dan masalah
Hidup dan Kehidupan terus berjalan. Yakinkan diri kita bahwa waktu yang tepat untuk bahagia adalah sekarang, tiada waktu lain yang lebih baik untuk bahagia selain saat ini. Apabila bukan sekarang kapan lagi ? hidup penuh dengan tantangan dan hambatan. Putuskan bahwa kita harus bisa bahagia di antara tantangan dan hambatan, saat ini. Begitu lama kita selalu merasa bahwa hidup baru saja akan dimulai. Ya kehidupan yang sesungguhnya. Namun selalu ada tantangan dan hambatan di jalannya, yaitu sesuatu yang harus didahulukan, beberapa urusan yang belum terselesaikan. Hutang yang harus dibayar. Setelah itu semua, kita baru mnenganggap bahwa hidup baru akan dimulai.
Tak ada jalan untuk menuju kebahagian dalam hidup ini, karena kebahagian adalah jalan kehidupan itu sendiri.Akhirnya kita harus menyadari bahwa tantangan dan hambatan itulah kehidupan kita.
Hidup dan Kehidupan terus berjalan. Yakinkan diri kita bahwa waktu yang tepat untuk bahagia adalah sekarang, tiada waktu lain yang lebih baik untuk bahagia selain saat ini. Apabila bukan sekarang kapan lagi ? hidup penuh dengan tantangan dan hambatan. Putuskan bahwa kita harus bisa bahagia di antara tantangan dan hambatan, saat ini. Begitu lama kita selalu merasa bahwa hidup baru saja akan dimulai. Ya kehidupan yang sesungguhnya. Namun selalu ada tantangan dan hambatan di jalannya, yaitu sesuatu yang harus didahulukan, beberapa urusan yang belum terselesaikan. Hutang yang harus dibayar. Setelah itu semua, kita baru mnenganggap bahwa hidup baru akan dimulai.
Tak ada jalan untuk menuju kebahagian dalam hidup ini, karena kebahagian adalah jalan kehidupan itu sendiri.Akhirnya kita harus menyadari bahwa tantangan dan hambatan itulah kehidupan kita.
Surya Hidayatullah Al-Mataromi : http://cerminrefleksi.blogspot.com/
Silahkan mengutip dan/atau mempublikasikan sebagian atau seluruh artikel di Blog ini dengan menyebut sumber-nya. terimakasih.
Artikel Terkait :
- Jangan Merencanakan untuk Berbuat Baik
- Biarkan Orang Lain Menikmati Rasa Bangganya.
- Biarkan Diri Kita merasa Bosan.
- Prioritaskan apa yang kita miliki bukan apa yang kita inginkan.
- Percayalah Intuisi Kita.
- Lepaskan Pikiran bahwa "Yang Lebih itu Lebih Baik".
- Jangan Memusingkan Hal-Halkecil dan Sepele.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar